
Budidaya kopi arabika organik menjadi suatu keharusan yang serius saat ini ditengah harga pupuk kimia yang semakin hari semakin mahal saja. Selain mahal juga terjadi kelangkaan diberbagai daerah menjadikan masyarakat petani kopi harus memutar otak.
Dahulu saat awal-awal komoditi kopi dikenal justru memang dimulai dengan budidaya secara alamiah tanpa campur tangan unsur kimia. Namun makin lama seiring berkembangnya teknologi industri pupuk maka terjadi pergeseran perilaku petani. Sikap dan perilaku para mitra pelaku pertanian saat ini solah tidak bisa lagi melakukan budidaya kopi arabika tanpa adanya pupuk kimia.
Jelas sekali ini adalah sebagai akibat dari keinginan akan sesuatu yang mudah dan instan. Tanpa memperhitungkan resiko jangka panjang bagaimana efek yang akan terjadi kedepanya. Padahal kita sama-sama tau bahwa kerusakan lahan pertanian akan menjadi satu resiko yang tidak dapat lagi dihindari.
Residu kimia akan memusnahkan mikro organisme positif didalam tanah yang tentu saja sangat dibutuhkan untuk perkembangan tanaman. Baca juga sejarah kopi arabika masuk ke Indonesia.
Mengapa Kebun Kopi Secara Organik Itu Penting ?
Jika kita mencoba menggali informasi dari para komunitas penikmat kopi di berbagai daerah. Bahwasanya mayoritas mereka sangat peduli bahkan prihatin dengan kualitas kopi saat ini di Indonesia. Ditemukanya unsur kimia yang berasal dari penggunaan pestisida dan herbisida kimia menjadi sumber utamanya. Ditambah dengan perilaku penggunaan pupuk kimia yang berlebih belakangan ini juga memicu situasi ini semakin parah.
Bahkan beberapa negara eropa yang menjadi tujuan eksport kopi dari Indonesia pernah melakukan protes dan menolak eksport kopi dari negara kita. Meski sifatnya sementara saja namun ini cukup mempengaruhi persepsi kominitas kopi internasional akan kualitas produk kopi Indonesia.
Untuk itulah sebenarnya untuk pengembangan tanaman kopi di Indonesia sudah wajib dikembalikan menjadi organik lagi seperti awal dikenal komoditi ini. Ini sangat penting agar nilai ekonomi komoditi kopi dari Indonesia tidak semakin merosot popularitasnya. Sebab komoditi kopi sudah menjadi salah satu andalan penghasilan di berbagai daerah di Indonesia.
Apa Itu Budidaya Kopi Organik ?
Kopi Organik secara sederhana di artikan bahwa pada proses pemeliharaan hingga produksinya tanpa menggunakan bahan kimia. Menyangkut herbisida dan pestisida masih ada toleransi boleh dilakukan sekali dalam satu tahun namun menyangkut pupuk sebaiknya memang 100% organik.
Ini sangat penting agar produksi kopi menjadi lebih sehat dan tentu saja lahan serta tanaman kopi menajadi lebih stabil. Kestabilan mikroorganisme di dalam tanah harus dijaga dengan betul, agar lahan kebun kopi terjaga ekosistemnya. Dengan ekosistem yang terjaga maka ruang tumbuh tanaman kopi menjadi ideal dan tentu saja akan meningkatkan hasil dan mutu produksi kopi.
Nilai ekonomi komoditi kopi tentu saja akan terdongkrak apabila kualitas kopi menjadi lebih baik. Tentu kualitas produksi kopi sangat dipengaruhi banyak faktor seperti ketinggian lahan, bibit, perawatan, jarak tanam, DLL.
Dibawah ini daftar dan penjelasan hal-hal penting dalam budidaya kopi arabika organik :
- Pembibitan kopi organik
- Persiapan lahan tanam ideal
- Pohon pelindung & penanganan gulma
- Pemupukan metode organik
- SOP panen untuk produksi jangka panjang
- Memenuhi Standar Proses Kopi
- Perlakuan ideal masa paska panen kopi arabika organik
Klik linknya satu demi satu untuk mendapatkan informasinya secara lengkap.
Tujuan Besar Berkebun Kopi Secara Organik
Segala sesuatu tindakan tentu saja memiliki dasar dan tujuan. Demikian halnya budidaya kopi arabika dilakukan dengan cara dan metode organik juga memiliki dasar dan tujuan.
Dasar nya adalah sebab semakin mahal dan sulitnya mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau belakangan ini. Juga semakin rusaknya lahan pertanian akibat pengaplikasian produk-produk berbahan kimia dengan dosis yang semakin meningkat.
Tujuan penggunaan bahan-bahan organik tentu saja untuk menekan biaya produksi pertanian yang semakin tidak terjangkau akhir-akhir ini. Dan yang terpenting adalah bagaimana mengembalikan kondisi lahan pertaian menjadi ekosistem yang ideal dan alami. Demi generasi berikutnya yang tentu saja sangat membutuhkan lahan yang sehat dan alami dimasa mendatang.
Jangan sampai hanya karena iangin segala sesuatunya menjadi instan hasilnya sehingga kita hanya mengandlkan bahan-bahan kimia dalam proses bertani. Kasihan kelak generasi berikutnya mendapatkan warisan lahan pertanian yang rusak. Untuk mengembalikan menjadi ideal dibutuhkan biaya besar dan waktu yang sangat lama, jadi kita harus memulainya dari sekarang.
Inilah Keuntungan Bertani Dengan Cara Organik.
Ada banyak keunggulan dan keuntungan jika secara sadar dan konsisten melakukan budidaya kopi arabika secara organik berkelanjutan:
- Biaya produksi menjadi lebih ringan
- Mutu hasil produksi menjadi lebih baik
- Rasa produksi kopi arabika menjadi lebih bernilai
- Harga dari produksi menjadi lebih bernilai
- Volume produksi menjadi lebih banyak & stabil
- Lahan perkebunan menjadi lebih sehat
- Mampu meningkatkan brand/nilai dari suatu daerah produksi
- Pemasaran menjadi jauh lebih mudah dan menyenagkan
Beberapa daerah penghasil kopi di Indonesia sempat terkenal dan diminati hasil produksinya oleh beberapa negara eropa. Seperti kopi gayo, kopi lintong, kopi sidikalang, kopi flores, kopi lampung dan masih banyak lagi daerah lainya. Namun menjadi bermasalah dan terganggu pemasaranya keluar negeri akibat paparan zat kimia melebihi ambang batas setelah dilakukan uji laboratorium.
Itulah pentingnya menjaga mutu hasil produksi kopi arabika dari negeri kita dan itu mutlak dilakukan dengan standar yang ketat. Termasuk dalam pengawasan penggunaan produk-produk kimia dalam proses perawatan dan produksinya.
Percontohan Kebun Organik Di Samosir.
Banyak daerah di Indonesia mulai gencar melakukan perkebunan kopi secara organik saat ini. Hal ini tentu saja didasari kesadaran yang sama betapa pentingnya menjaga ekosistem yang ideal untuk jangka panjang.
Demikian halnya di daerah kami di Kabupaten Samosir juga mulai digalakan pertanian kopi organik. Meski memang sulit mengubah kebiasaan masyarakat petani yang telah terlanjur nyaman dengan hasil yang instan. Tepatnya di desa salaon dolok telah memulai dengan perlahan kembali ke organik dan meninggalkan produk kimia.
Dengan lahan pertama kurang dari 1 Ha hanya sekitar 22 rante seorang petani yang kami temui mulai olah dan tanam kopi varietas ateng super dengan volume sekitar 1100 batang. Dengan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m dan pohon pelindung yang saya aplikasikan adalah pohon buah alpukat.
Setelah banyak belajar dan menggali informasi dari beberapa narasumber dan komunitas kopi di kabupaten samosir akhirnya beliau menjadi lebih memahami prosesnya. Ada beberapa langkah yang memang terlanjur kurang tepat namun masih bisa dilakukan perbaikan.
Yang pasti dalam perawatan kopi yang beliau tanam, sama sekali saya tidak mengaplikasikan pupuk kimia, pungkasnya. Sebelum penanaman beliau hanya aplikasikan kompos permentasi pada lobang tanam. Dan pemberian pupuk lanjutan menggunakan pupuk organik berteknologi nano KLIK DISINI INFORMASINYA.
Terimakasih, semoga bermanfaat.